Nasib hidupku agak
haru
Sering dinilai keliru
Oleh mereka yang
berseteru
Bagai pelanduk yang
terjepit di tengah gajah, saling beradu
Bukan karena aku
lemah,
tapi karena aku berada
di posisi tengah
Aku selalu bermaksud
menemukan kebenaran, tapi dianggap salah
Yang beradu itu punya
paham, tak mau kalah
Aku yakin bahwa aku
lurus
Aku tulus
Tapi yang beradu tak
menghendaki penyelesaian mulus
Pokoknya paham dan
kehendaknya tembus
Di keluarga maupun
masyarakat demikianlah nasibku
Di antara hasrat-hasrat
yang menggebu
Yang dimiliki oleh
mereka yang berkepala seperti batu
Berjiwa lunak, seperti
tahu
Aku sering berharap
Pada akhirnya yang
beradu itu insyaf
Bahwa mereka
sebenarnya kalap
Dan aku hanya
berkehendak agar adu kekuatan itu lenyap
Tapi,
manusia memang makhluk
tak tahu diri
semua hanya acuh pada
hasrat diri, terlebih terhadap materi
Akibatnya, kebenaran
sering menguap tinggi
Memendam hasrat memang
sukar
Dalam agama kristen
hasrat diibaratkan dengan ular
Merayap, namun racun
memancar
Korbannya, meski
demikian besar, ditelan masih segar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar